• 14+

Masjid Raya Singkawang

Kota Singkawang, Kalimantan Barat

Status Covid-19
Kota Singkawang termasuk wilayah yang memiliki RESIKO RENDAH untuk kasus penularan Covid-19 berdasarkan data dari covid-19.go.id. (Data per 31 Juli 2022)
Alamat
Jl. Mesjid, Melayu, Singkawang Bar., Kota Singkawang, Kalimantan Barat 79111, Indonesia(Buka di Google Maps)
Rating
130605
4.7(1.306 ulasan)

Masjid Raya Singkawang adalah salah satu tempat wisata di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Terletak di Jl. Mesjid, Melayu, Singkawang Bar., Kota Singkawang, Kalimantan Barat 79111, Indonesia sekitar ±0.55 Km dari Kantor Walikota Singkawang.

Masjid Raya Singkawang adalah salah satu masjid tertua di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, tepatnya di Kota Singkawang. Masjid ini menjadi kebanggaan masyarakat Muslim Singkawang.

Pada tahun 1870, Kapitan Bawahasib Marikan, seorang pendatang dari Distrik Karikal, Calcutta, India, datang ke Singkawang untuk berdagang permata (marjan). Saat itu, Bawasahib Marican belum mendapat pangkat Kapitan. Lakon usahanya tersebut setidaknya ditekuni selama sekitar lima tahun, karena pada 1875, pendatang dari Calcutta India ini diangkat Pemerintah Belanda sebagai Kapitan di Singkawang.

Di samping jabatannya, Kapitan Bawasahib Marican juga berkebun kelapa, gambir dan beternak sapi untuk memenuhi ransum tentara Belanda atau disebut Nederlands Indies Leger.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1885, Kapitan Bawasahib Marican membangun Masjid Raya di kawasan Pasar Baru Singkawang (yang kini tidak lagi disebut kawasan Pasar Baru). Ketika itu tempat ibadah umat Islam di Singkawang ini masih berukuran kecil dan tidak mempunyai menara.

Kapitan Bawasahib Marican membangun Masjid Raya di tanah miliknya yang berbentuk segitiga. Waktu itu belum ada jalan di samping lahan tersebut. Di salah satu sudut lahan itulah dibangun Masjid Raya. Sementara di dekat Masjid tersebut terdapat pula Pekong, tempat ibadahnya etnis Tionghoa yang didirikan seorang kapitan dari China. Jadi, saat itu dua orang kapitan membangun tempat ibadah berdampingan. Kendati berdampingan, para pengikutnya tetap hidup dalam keharmonisan dan kedamaian, tidak pernah terjadi pertikaian antaretnis maupun antaragama.

 

Sumber: Wikipedia




Belum ada ulasan